Perbedaan swing trading dengan day trading dan investasi
Swing trading, day trading dan investasi memiliki tujuan, kerangka waktu, dan strategi yang berbeda. Swing trading berada di tengah-tengah antara investasi dan day trading. Mari kita bahas lebih lanjut.
| Day trading | Investasi | Swing trading |
Kerangka waktu | Dari hitungan detik hingga jam, dalam satu hari trading. | Dari beberapa bulan hingga tahun. | Dari beberapa hari hingga beberapa minggu. |
Tujuan | Profit kecil tetapi sering dari banyak trading. | Profit lebih besar dari kapitalisasi dan/atau dividen dengan risiko lebih rendah. | Profit lebih besar dibanding day trading, tetapi dalam periode lebih singkat daripada investasi. |
Strategi | Menggunakan pergerakan harga kecil, bergantung pada analisis teknis. | Berfokus pada tren dan potensi jangka panjang, bergantung pada analisis fundamental. | Menggabungkan teknis dan fundamental, serta mengikuti tren dalam periode lebih lama dibanding day trading. |
Risiko | Lebih tinggi karena volatilitas pasar yang cepat. Day trader juga menghadapi risiko leverage dan eksekusi stop loss. | Lebih rendah, tetapi ada risiko suku bunga, kredit, dan inflasi. Investor memiliki kontrol lebih sedikit atas modalnya dibanding trader. | Swing trader menghadapi risiko semalam dan akhir pekan, ketidakstabilan pasar, serta tantangan stop loss. |
Strategi populer dalam swing trading
1. Trend Following
Strategi tren following (mengikuti tren) melibatkan trading mengikuti arah tren yang sudah terbentuk, dengan bantuan indikator teknis untuk mengonfirmasi momentum. Indikator yang perlu diperhatikan:
Moving Averages (MA) (contohnya, MA 50 dan MA 200 hari). Moving average membantu menemukan tren: ketika MA jangka pendek melintasi MA jangka panjang dari bawah (Golden Cross), itu adalah sinyal bullish, sedangkan sinyal bearish muncul ketika yang terjadi sebaliknya (Death Cross).
Indikator tren. Average Directional Index (ADX) mengukur kekuatan tren, sementara MACD (Moving Average Convergence Divergence) membantu mengonfirmasi perubahan momentum.
2. Support & resistance trading
Strategi ini berfokus pada level harga kunci yang sering menjadi titik pembalikan pasar:
Trader dapat membeli di dekat level support dan menetapkan stop loss sedikit di bawahnya, terutama jika harga sering memantul dari level tersebut.
3. Breakout trading
Strategi ini bertujuan menangkap pergerakan harga yang terjadi setelah level kunci tertembus (breakout). Caranya, cari konsolidasi harga di dekat level support atau resistance, lalu tunggu hingga breakout terjadi. Konfirmasi volume sangat penting karena volume trading yang tinggi saat breakout menunjukkan momentum yang kuat.
4. Reversal trading
Strategi reversal (pembalikan) mencari peluang ketika tren mulai kehilangan momentum. Trader menggunakan RSI atau MACD untuk melihat pelemahan momentum sebelum tren berbalik arah. Pola candle seperti Doji, Hammer, atau Engulfing juga bisa menjadi sinyal potensi pembalikan tren.
Indikator utama dalam swing trading
Moving Averages (MA)
MA membantu menemukan tren serta level support dan resistance.
Sinyal masuk: Beli saat MA 50 melintasi MA 200 hari dari bawah (Golden Cross).
Sinyal keluar: Jual saat harga turun di bawah MA 50 hari dalam tren naik.
Relative Strength Index (RSI)
RSI mengukur momentum dan kondisi overbought/oversold dalam skala 0-100.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD membantu mengidentifikasi perubahan tren dan momentum.
Bollinger Bands (BB)
Bollinger Bands sangat berguna untuk mengukur volatilitas harga dan potensi pembalikan arah.
Cara mengembangkan strategi swing trading
Langkah 1: Identifikasi tren pasar
Moving average, indikator tren, dan pola grafik adalah metode yang bagus untuk mengidentifikasi tren pasar saat ini. Setelah menemukannya, cari konfirmasi di beberapa kerangka waktu. Pastikan itu tren jangka panjang, bukan sekadar fluktuasi. Misalnya, jika Anda melihat MA 50 berada di atas MA 200 hari (dan keduanya mengarah ke atas), ini jelas merupakan tren.
Langkah 2: Pilih titik masuk
Apa titik masuk yang optimal? Bisa saat terjadi pullback ke level support utama atau saat breakout di atas resistance, tetapi pastikan keputusan Anda didasarkan pada tren yang telah diidentifikasi di Langkah 1.

Langkah 3: Tetapkan stop loss dan take profit
Manajemen risiko adalah segalanya: batasi potensi kerugian dengan stop loss sebagai pengaman Anda. Gunakan persentase posisi, level support utama, atau indikator teknis sebagai acuan. Level take profit bisa didasarkan pada harga target atau resistance utama.
Langkah 4: Pantau dan sesuaikan trading Anda
Pantau kondisi pasar dan trade dengan saksama, sesuaikan stop loss dan take profit jika diperlukan. Jika tren tidak menguntungkan, pertimbangkan untuk menutup posisi lebih awal guna mengurangi risiko dan mengamankan profit.
Mau menyempurnakan strategi swing trading dan meningkatkan profit? Kunjungi FBS!