Berita Fundamental
Pasar saham Asia sebagian besar turun pada perdagangan Kamis (20/02/2025), dimana masih ada kekhawatiran suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu yang lama dan juga ancaman tarif perdagangan dari Presiden Trump.
Pengumuman Trump baru-baru ini tentang tarif yang akan dikenakan pada impor mobil, semikonduktor, dan farmasi sehingga meningkatkan kehati-hatian pasar.
FOMC minutes menunjukkan para pembuat kebijakan memiliki kekhawatiran tentang inflasi yang membandel dan potensi dampak usulan kebijakan Trump, khususnya tarif, terhadap upaya mereka untuk menurunkan pertumbuhan harga ke target mereka.
Yen Jepang diuntungkan oleh pandangan bank sentral AS yang akan mempertahankan suku bunga tetap untuk beberapa waktu dan investor beralih menuju aset safe haven di tengah potensi gangguan perdagangan.
Dolar AS tergelincir terhadap yen Jepang setelah mendapatkan petunjuk dari minutes bahwa bank sentral berniat untuk melanjutkan jeda pemangkasan suku bunganya. Yen Jepang juga menguat terhadap mata uang utama lainnya.
Pemerintahan Trump masih akan melakukan pembicaraan lanjutan dengan Rusia untuk perdamaian di Ukraina dan bahkan Trump menyebut Zelenskiy sebagai diktator tanpa Pemilu dan menekannya untuk melakukan perdamaian secepatnya jika tidak ingin kehilangan negaranya.
Outlook USDJPY

USDJPY bergerak sideways dengan bias bearish hingga berakhir sedikit bearish pada perdagangan kemarin. Pagi ini, USDJPY terpicu bearish setelah investor merespon hasil risalah rapat kebijakan bank sentral AS (FOMC Minutes). Gerak bearish ini menembus support 150.43 dan menargetkan support 149.53. Sementara itu, untuk bisa kembali positif, USDJPY harus bisa naik ke atas resistance 151.60.