Berita Fundamental
Pasar saham Asia sebagian besar terkoreksi pada perdagangan Rabu (19/02/2025), setelah Presiden AS Donald Trump berencana akan mengenakan tarif impor lebih banyak pada sektor-sektor utama, sementara saham Korea Selatan melonjak ke level tertinggi lima bulan karena kekuatan di sektor teknologi.
Dolar AS menguat pada hari Rabu karena kekhawatiran tarif dan negosiasi Rusia-Ukraina yang berlangsung keras, sementara dolar Selandia Baru (NZ) merosot setelah bank sentral memberikan pemangkasan suku bunga yang sangat besar yaitu 50 bps.
Gubernur Bank of England Andrew Bailey berpidato pada hari Selasa bahwa ia ingin melihat lebih sedikit volatilitas dalam yield obligasi jangka menengah dan panjang yang terpicu oleh spekulasi tentang kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.
Meurut Reuters, sterling sedikit melemah setelah data pertumbuhan upah Inggris menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga oleh Bank of England (BoE), meskipun ekonomi sedang lesu.
Pound sterling stabil di $1,2613 setelah menyentuh level tertinggi dua bulan di $1,2641 pada awal perdagangan Rabu. Pembacaan inflasi untuk Inggris dijadwalkan pada hari Rabu pukul 14:00 WIB, menyusul data hari Selasa yang menunjukkan percepatan pertumbuhan upah di Inggris.
Outlook GBPUSD

GBPUSD bergerak sideways dengan bias bearish dan ditutup sedikit turun pada perdagangan kemarin. Pagi ini, GBPUSD mencoba untuk menguji resistance 12634 lagi dan membentuk pola double/triple top. Jika level ini mampu ditembus maka target rebound berada di 1.2686.
Sementara jika level resistance tersebut mampu bertahan, maka peluang koreksi GBPUSD akan menguji support 1.2586 dan 1.2523.
Resistance: 1.2645, 1.2686
Support: 1.2586, 1.2523