.jpg)
- Akademi FBS
- Blog trader
- Saham Blue Chip dan Trader yang Menyukainya
Saham Blue Chip dan Trader yang Menyukainya
.jpg)
Istilah "blue chip" berasal dari permainan kartu poker, dengan blue chip memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan chip merah atau putih.
Saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar, mapan, dan sehat secara finansial. Perusahaan ini dikenal karena kinerjanya yang stabil, kualitasnya yang tinggi, dan kemampuannya untuk tetap menghasilkan keuntungan di segala kondisi ekonomi. Biasanya, perusahaan ini mendominasi sektor industrinya, dengan kapitalisasi pasar yang mencapai miliaran dolar. Contohnya termasuk perusahaan terkenal seperti Apple, Microsoft, Coca-Cola, dan Johnson & Johnson.
Investor menyukai saham blue chip karena memberikan imbal hasil yang stabil, sering kali dalam bentuk dividen yang bisa digunakan kembali untuk meningkatkan nilai investasi (compound growth). Keandalan perusahaan ini memberikan rasa aman bagi investor selama volatilitas pasar, karena saham blue chip biasanya lebih stabil dibandingkan saham dari perusahaan yang kecil dan belum mapan.
Meski potensi pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan saham pertumbuhan yang kecil, saham blue chip cocok bagi investor jangka panjang yang mencari imbal hasil tetap sekaligus peningkatan nilai investasi. Saham ini sering dimasukkan dalam strategi investasi yang terdiversifikasi untuk mengurangi risiko sambil memanfaatkan stabilitas perusahaan besar yang mapan. Pada akhirnya, investasi dalam saham blue chip dianggap sebagai strategi bijak untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Cara berinvestasi di saham blue chip
Berinvestasi di saham blue chip berarti membeli saham dari perusahaan yang sudah mapan, stabil secara finansial, serta dikenal karena keandalan dan kinerjanya.
Langkah-langkah yang diperlukan:
Melakukan riset dan memilih saham
Investor memulai dengan mengidentifikasi saham blue chip yang sesuai dengan tujuan investasinya. Ini melibatkan analisis kondisi keuangan perusahaan, kinerja historis, posisi di pasar, dan riwayat dividennya untuk memastikan stabilitas dan potensi pertumbuhan.
Membuka akun broker
Untuk membeli saham blue chip, investor perlu membuka akun broker. Ini dapat dilakukan melalui broker konvensional, platform online, atau robo-advisor. Penting untuk memilih broker yang menyediakan alat dan bahan riset yang diperlukan untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
Melakukan deposit ke akun
Setelah membuat akun, investor perlu melakukan deposit dana. Modal ini akan digunakan untuk membeli saham blue chip yang telah dipilih.
Membuat order
Investor dapat membuat order untuk membeli saham. Investor bisa memilih berbagai jenis order, seperti market order (membeli pada harga pasar saat ini) atau limit order (membeli hanya jika harga saham mencapai nilai tertentu).
Memiliki saham
Setelah melakukan pembelian, investor secara resmi memiliki saham perusahaan tersebut. Kepemilikan ini mungkin mencakup hak seperti menerima dividen (kebanyakan saham blue chip menawarkan dividen) dan memberikan suara dalam keputusan perusahaan selama rapat tahunan.
Memantau investasi
Investor perlu secara rutin meninjau portofolio untuk mengevaluasi kinerja dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Mengikuti perkembangan terbaru tentang perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan juga sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.
Menyiapkan strategi jangka panjang
Banyak investor menggunakan strategi jangka panjang di saham blue chip, memanfaatkan kenaikan nilai saham dan menginvestasikan kembali dividen untuk pertumbuhan investasi. Saham blue chip biasanya lebih stabil, memberikan rasa aman bagi investor jangka panjang.
Mempertimbangkan pajak
Investor perlu memahami pajak dari investasinya, termasuk pajak atas keuntungan modal (capital gain) dari penjualan saham dan pajak atas pendapatan dividen.
Jenis trader apa yang menyukai saham blue chip?
Ada beberapa jenis trader atau investor yang menyukai saham blue chip, yang umumnya terbagi ke kategori berikut:
Investor jangka panjang | Banyak trader saham blue chip adalah investor jangka panjang yang mencari stabilitas dan imbal hasil yang pasti. Investor ini cenderung memegang saham dalam waktu lama untuk meraih pertumbuhan modal dan dividen, dengan fokus pada potensi jangka panjang dibandingkan pergerakan harga jangka pendek. |
Investor berbasis nilai (value investor) | Investor ini mencari perusahaan yang secara fundamental kuat tetapi mungkin dinilai rendah (undervalued) oleh pasar. Saham blue chip biasanya cocok untuk jenis investor ini karena memiliki dasar keuangan yang kuat dan menawarkan peluang masuk yang menarik. |
Investor pendapatan (income investor) | Investor ini cenderung memilih saham blue chip karena rekam jejaknya dalam membayar dividen secara konsisten, sesuai dengan fokus menghasilkan pendapatan dari investasi. Saham ini dipandang sebagai sumber pendapatan pasif yang stabil. |
Investor konservatif | Investor ini sering memilih saham blue chip karena stabilitasnya dan volatilitas yang lebih rendah dibandingkan saham yang kecil atau bersifat spekulatif. Ia berusaha mempertahankan modal sambil mendapatkan imbal hasil yang baik. |
Investor institusional | Investor ini, termasuk pengelola reksa dana dan dana pensiun, sering memasukkan saham blue chip dalam portofolionya karena keandalannya dan kapitalisasi pasar yang besar, sehingga menarik untuk menjaga strategi investasi yang terdiversifikasi. |
Investor dengan rekening pensiun (retirement account) | Investor ini, yang menabung untuk masa pensiun, sering memilih saham blue chip sebagai strategi jangka panjang untuk membangun kekayaan dan pendapatan stabil dari dividen. |
Kelebihan dan kekurangan saham blue chip
Kelebihan saham blue chip
Stabilitas
Saham blue chip umumnya lebih stabil daripada perusahaan yang kecil dan kurang mapan, memberikan rasa aman dalam kondisi pasar yang bergejolak.
Dividen
Banyak perusahaan blue chip membayar dividen secara rutin, memberikan aliran pendapatan yang stabil kepada investor dan meningkatkan total imbal hasil.
Reputasi
Perusahaan ini biasanya mendominasi sektor industrinya dengan merek yang dikenal luas dan basis pelanggan yang setia, yang membuatnya tetap tangguh.
Pertumbuhan jangka panjang
Meski pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan perusahaan kecil, saham blue chip menunjukkan kinerja yang konsisten dengan potensi pertumbuhan modal jangka panjang yang solid.
Likuiditas
Saham blue chip biasanya banyak diperdagangkan, memastikan bahwa investor dapat mudah membeli atau menjual saham tanpa perubahan harga yang signifikan.
Kekurangan saham blue chip
Potensi pertumbuhan lambat
Dibandingkan dengan saham pertumbuhan (growth stock), saham blue chip mungkin menawarkan potensi kenaikan yang lebih lambat, sehingga kurang menarik bagi investor agresif.
Ketergantungan pada kondisi pasar
Meski stabil, saham blue chip tetap dapat terpengaruh oleh kondisi makroekonomi, yang dapat memengaruhi kinerjanya selama penurunan ekonomi (economic downturn).
Valuasi tinggi
Investor sering kali membayar harga premium untuk saham blue chip, yang dapat menyebabkan titik masuknya kurang menarik, terutama saat pasar sedang naik.
Pemotongan dividen
Meski jarang, perusahaan blue chip dapat mengurangi atau menghilangkan pembayaran dividen selama masa sulit, yang memengaruhi investor yang berfokus pada dividen.
Risiko terlalu terkonsentrasi
Terlalu banyak berinvestasi di saham blue chip bisa mengurangi diversifikasi, terutama jika berasal saham dari sektor atau industri yang sama.
Contoh saham blue chip
Kategori saham blue chip
Saham blue chip dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kriteria seperti industri, kapitalisasi pasar, atau potensi pertumbuhan. Berikut adalah beberapa kategori umum:
Berdasarkan industri
Teknologi: Perusahaan yang bergerak di bidang TI, perangkat lunak, dan elektronik konsumen (misalnya Apple, Microsoft).
Kesehatan: Perusahaan di sektor farmasi, bioteknologi, dan perangkat medis (misalnya Johnson & Johnson, Pfizer).
Barang konsumsi: Perusahaan yang memproduksi barang rumah tangga atau produk pribadi (misalnya Procter & Gamble, Coca-Cola).
Layanan keuangan: Bank, perusahaan investasi, dan asuransi (misalnya JPMorgan Chase, Berkshire Hathaway).
Energi: Perusahaan di sektor minyak, gas, dan energi terbarukan (misalnya ExxonMobil, Chevron).
Berdasarkan kebijakan dividen
Raja dividen (dividend aristocrat): Saham blue chip yang secara konsisten memberikan dividen selama 25 tahun atau lebih (misalnya 3M, PepsiCo).
Dividen pertumbuhan (growth dividend): Perusahaan yang memiliki potensi kenaikan harga yang kuat sekaligus membayar dividen (misalnya Microsoft, Visa).
Berdasarkan kapitalisasi pasar
Saham kapitalisasi besar: Saham ini biasanya memiliki kapitalisasi pasar lebih lebih $10 miliar, sering kali jauh lebih tinggi, mencerminkan kemapanan dan stabilitasnya.
Berdasarkan wilayah geografis
Saham blue chip AS: Perusahaan besar yang berbasis di Amerika Serikat, biasanya terdaftar di bursa utama seperti NYSE atau NASDAQ.
Saham blue chip internasional: Perusahaan mapan dari negara besar lain yang terdaftar di bursa global (misalnya Nestlé di Swiss, Toyota di Jepang).
Berdasarkan sektor ekonomi
Saham siklis (cyclical): Perusahaan yang kinerjanya terkait erat dengan siklus ekonomi (misalnya General Motors).
Saham defensif: Perusahaan yang memberikan dividen konsisten dan pendapatan stabil, terlepas dari kondisi ekonomi (misalnya Coca-Cola, Walmart).
Kategori ini membantu investor memahami keragaman saham blue chip dan membimbing investor membangun portofolio yang selaras dengan tujuan investasi dan toleransi risikonya.
Cara mulai trading saham blue chip
Untuk memulai sebagai trader saham blue chip, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Mulai belajar
Pelajari dasar-dasar perdagangan saham, strategi investasi, dan analisis pasar. Buku, kursus online, dan berita keuangan dapat memberikan wawasan yang berharga.
2. Tetapkan tujuan keuangan
Tentukan tujuan investasi Anda, seperti pertumbuhan atau pendapatan, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi Anda. Ini akan membentuk strategi trading Anda.
3. Pilih broker
Pilih platform broker online yang tepercaya. Cari fitur seperti biaya rendah, tampilan yang mudah digunakan, alat riset yang lengkap, dan layanan pelanggan yang solid.
4. Riset saham blue chip
Identifikasi dan analisis perusahaan blue chip yang Anda minati. Pertimbangkan kondisi keuangan, kinerja historis, hasil dividen, dan posisi di industri.
5. Buat portofolio yang terdiversifikasi
Meski fokus pada saham blue chip, sebaiknya diversifikasi investasi Anda ke sektor dan industri yang berbeda untuk meminimalkan risiko.
6. Mulai dengan jumlah kecil
Mulailah trading dengan jumlah kecil untuk membiasakan diri dengan prosesnya. Ini mengurangi risiko saat Anda belajar menghadapi pasar.
7. Pantau investasi Anda
Awasi portofolio Anda dan terus ikuti perkembangan tren pasar dan berita perusahaan. Tinjau strategi investasi Anda secara berkala dan sesuaikan jika diperlukan.
8. Hindari trading dengan emosi
Tetap patuhi strategi Anda dan hindari membuat keputusan impulsif berdasarkan fluktuasi pasar atau emosi.
9. Pertimbangkan investasi jangka panjang
Banyak investor menemukan keberhasilan dengan memegang saham blue chip dalam jangka panjang, mendapatkan manfaat dari dividen majemuk dan pertumbuhan modal.
Bagikan dengan teman: